(Foto: Thinkstock)
"Mulai usia 40-an, rata-rata berat badan wanita Amerika bertambah 1 pon (0,5 kg) tiap tahunnya," kata Dr. Lewis Kuller, seorang peneliti obesitas di University of Pittsburgh.
Hal itu berarti ketika berusia 60 tahun, orang bisa memiliki berat badan ekstra hingga 20 pon (9 kg) dan hal ini memicu risiko terserang penyakit jantung dan diabetes.
Jika dilihat sekilas, mungkin masalahnya tak hanya karena makan lebih banyak dari porsi biasanya atau banyak makan tapi jarang buang air.
Namun hal lain seperti kadar hormon hingga ukuran piring makan sebenarnya juga bisa berpengaruh terhadap berat badan. Ini belum termasuk faktor fisiologis dan perubahan gaya hidup yang hampir tak pernah diperhatikan.
Untuk mengetahui faktor apa saja mempengaruhi berat badan, simak paparan yang dikutip dari foxnews di bawah ini.
1. Berkurangnya massa otot
Anda bisa mengalami penambahan berat badan jika usia bertambah. Hal ini bisa dibilang merupakan proses yang alami.
Menurut pakar, di akhir usia 30-an, biasanya jaringan otot, pembakar kalori utama dalam tubuh Anda akan berkurang untuk kemudian digantikan dengan lemak.
"Otot bisa membakar kalori 3 kali lebih banyak daripada lemak, bahkan pada saat beristirahat," ungkap John M. Jakicic, seorang fisiolog olahraga di University of Pittsburgh.
Seiring bertambahnya usia, jaringan itu juga tidak lagi bekerja secara efisien. Efeknya, Anda takkan mampu berolahraga sekeras saat berusia 20-an dan Anda memiliki massa otot yang lebih kecil sehingga kurang mampu membakar cemilan yang Anda makan semalam.
Solusi:
Agar massa otot tak cepat berkurang, Anda bisa melakukan latihan kekuatan (strength training). Metode ini tak hanya meningkatkan massa jaringan otot tetapi juga memperkuat tulang sehingga Anda bisa tetap aktif lebih lama dan berolahraga lebih keras.
Banyak studi yang telah menunjukkan bahwa wanita post-menopause yang melakukan latihan kekuatan bisa tetap aktif dalam menjalani rutinitas hariannya seperti berjalan kaki, membawa belanjaan dan menaiki tangga dan aktivitas-aktivitas semacam itu juga membantu mencegah penambahan berat badan.
2. Naik turunnya hormon
Ketika berusia 40-an tahun, wanita akan mulai jarang menghasilkan hormon tertentu seperti estrogen. Kondisi yang terjadi menjelang menopause itulah yang paling sering menyebabkan penambahan berat badan dibandingkan saat menopause itu sendiri (sekitar usia 51).
"Karena estrogen bertugas mengatur selera makan, banyak wanita yang ketagihan makan atau merasa lebih lapar dari biasanya akibat kadar hormonnya turun," ujar Jennifer Lovejoy, dekan School of Nutrition and Exercise Science, Bastyr University, Kenmore, Washington.
Estrogen juga mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh Anda sehingga ketika kadar hormonnya menurun, lemak tubuh pun cenderung bermigrasi dari pinggul dan paha ke pinggang.
Lemak perut tak hanya cenderung menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan diabetes tetapi paling susah untuk diturunkan bila dibandingkan dengan lemak di bagian tubuh lainnya.
"Meski Anda telah melakukan upaya pengontrolan berat badan dan berolahraga, tak ada yang bisa Anda lakukan jika nantinya, cepat atau lambat pinggang Anda pasti akan sedikit melebar," terang Lovejoy.
Selain itu, pada usia 40-an, wanita (dan pria) mengalami penurunan kadar hormon pertumbuhan secara dramatis, padahal hormon ini berfungsi memecah lemak dan mencegah penyimpanan lemak di sekitar perut sehingga ketika hormon ini makin berkurang, perut Anda pun akan membuncit.
Namun lemak perut juga bisa terakumulasi sebagai respons dari kondisi stres atau tertekan. Hal ini karena hormon stres atau kortisol menyalurkan lemak ke bagian tengah tubuh dan meningkatkan keinginan untuk makan makanan berlemak tinggi pada wanita padahal wanita sangat rentan mengalami stres.
"Jika Anda adalah orang yang rentan stres dan memiliki kadar kortisol tinggi maka jangan harap berat badan Anda bisa normal," ujar Elissa Epel, seorang psikolog dari University of California, San Fransisco.
Solusi:
Sebenarnya tak banyak yang bisa Anda lakukan untuk mencegah perubahan hormon yang mempengaruhi bentuk tubuh. Tak ada bukti bahwa terapi pengganti hormon bisa membantu mengatasi hal ini.
Justru yang bisa Anda lakukan adalah menjalani diet yang masuk akal dan olahraga untuk meminimalisir penyebaran stres sekaligus menguranginya (termasuk mengurangi kadar kortisolnya) dengan rileks, tidur cukup, olahraga dan mencari cara lain seperti menjalani hobi agar Anda tetap bisa tenang.
3. Makan dengan porsi lebih banyak dari biasanya
Sejumlah pencapaian hidup pada saat dewasa bisa menyebabkan berat badan Anda bertambah.
Beberapa studi menunjukkan bahwa pernikahan dan memiliki anak bisa menyebabkan penambahan berat badan. Bisa jadi hal ini disebabkan karena wanita cenderung menyamakan porsi makannya dengan suaminya yang porsinya lebih banyak.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Board of Family Medicine juga menemukan bahwa ibu rumah tangga yang memiliki anak cenderung mengonsumsi lebih banyak lemak dan kalori dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak atau belum memiliki anak.
Bahkan jika Anda telah menjalani pola makan yang sama selama 20 tahun, Anda masih bisa mengalami kenaikan berat badan sejalan dengan bertambahnya usia Anda.
Pada usia 20-an, Anda membakar sekitar 2.000 kalori perharinya namun ketika menginjak usia 50-an, Anda hanya bisa membakar sekitar 1.600 kalori karena adanya perubahan hormon dan komposisi tubuh.
Solusi:
"Orang-orang yang suka menimbang berat badannya setiap hari rata-rata 7-8 pon (3,2-3,6 kg) lebih ringan daripada mereka yang tidak melakukannya," ujar Robert Jeffery, seorang epidemiolog dan pakar obesitas dari University of Minnesota, Minneapolis.
Dengan sering mengecek berat badan maka Anda akan cenderung mengurangi porsi makan atau meningkatkan aktivitas tertentu agar berat badannya tidak bertambah.
sumber: detikhealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar